Alur Merdeka Modul 2.2 (Mulai Dari Diri) Calon Guru Penggerak Angakatan 11 Kota Mataram
Alur Merdeka Modul 2.2 (Mulai Dari Diri) Calon Guru Penggerak Angakatan 11 Kota Mataram
2.2.e. Mulai dari Diri - Modul 2.2
· Batas waktu Tidak ada batas waktu
· Jumlah Soal 3
· Batas durasi Tidak ada
Instruksi
“Sebagai seorang pendidik, jadilah seperti air. Teguh pendiriannya namun juga siap untuk menyesuaikan diri dalam menjalani proses belajar”
(Itje Chodidjah)
Durasi: 1 JP
Moda: Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP merefleksikan kompetensi sosial dan emosional dirinya maupun murid
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,
Selamat datang dalam fase pertama pembelajaran kita. Mari refleksikan pengalaman berkaitan dengan kompetensi sosial dan emosional, baik diri sendiri maupun murid Anda. Bacalah setiap pertanyaan ini dengan seksama dan refleksikan dengan keterbukaan dan kedalaman. Selamat berefleksi!
Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional
Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Correct answers are hidden.
Submitted 4 Sep at 18:37
Soal 1
1. Apa kejadiannya, kapan, di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut, dan bagaimana kejadiannya?
Your answer:
Pada awal mengajar di SMAN 8 Mataram tahun 2006 saya diberikan tugas di kelas X dan kelas XII. Sebagai seorang guru yang masih muda saat itu, saya masih memiliki semangat dan idealisme bahwa semua siswa saya harus mampu mencapai target pembelajaran yang telah saya rencanakan. Tentu itu adalah hal positif yang saya miliki. Tetapi dalam proses pembelajaran tentu tidak semudah dalam perencanaan. Berbagai tingkah polah siswa, ada yang fokus dalam belajar, ada yang cari perhatian dengan terlalu usil dengan temannya, ada yang saling sahut di kelas dan sebagainya. Saya waktu itu masih sangat labil dari kematangan emosional. Saya belum bisa mengendalikan emosi saya jika ada siswa yang tidak mematuhi prosedur pembelajaran yang telah saya susun. Sehingga sering terjadi keputusan yang kurang tepat yang saya lakukan, misalnya meminta siswa tersebut keluar kelas atau saya yang keluar kelas karena emosi yang memuncak. Pengalaman tersebut sangat menggelikan jika saya merefleksikannya sekarang.. Saya merasa malu mengingatnya, tetapi saya ingin menjadikannya sebagai bahan renungan perjalanan saya sebagai guru.
Soal 2
1. Bagaimana Anda menghadapi krisis tersebut (coping)? Bagaimana Anda dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis tersebut?
Your answer:
Seiring berjalannya waktu saya selalu berusaha untuk memahami karakteristik peserta didik. Dengan memahami karakteristik peserta didik maka saya dapat lebih mengenali mereka sehingga dalam pembelajaran di kelas saya akan menyesuaikan diri, memilih strategi yang tepat sehingga mereka dapat merespon pembelajaran dengan gaya belajar mereka. Saya mulai bisa menghadapai krisis (Coping) yang saya alami.
Saya mulai menikmati profesi saya sebagai guru. Saya banyak belajar dari murid saya bagaimana mengendalikan emosi dan berusaha bijak sana dalam menghadapi mereka dengan latar belakang mereka yang beragam. Manajemen diri yang kuat akan membentuk kepribadian yang kuat sehingga melahirkan pribadi guru yang memiliki kompetensi sosial emosional yang kuat.
Soal 3
1. Gambarkan diri Anda setelah melewati krisis tersebut.
· Apa hal terpenting yang telah Anda pelajari dari krisis tersebut?
· Bagaimana dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri Anda dalam menjalankan peran sebagai pendidik?
Your answer:
Hal penting yang saya pelajari dari krisis tersebut adalah seorang guru harus memiliki kematangan atau kecerdasan sosial emosional
Dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri saya dalam menjalankan peran sebagai pendidik adalah dengan memiliki keterampilan sosial emosional yang meliputi kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan keterampilan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dapat mendorong terbentuknya iklim belajar yang menerapkan budaya positif sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pembelajaran yang terintegrasi antara penerapan kecerdasan sosial emosional dan kurikulum akademik akan terwujud.
SALAM GURU PENGGERAK
dari saya ROHAINI, S. Pd.
Komentar
Posting Komentar