Alur Merdeka (Eksplorasi Konsep Modul 2.3.f 1 _Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan) CGP Angkatan 11 Kota Mataram
2.3.f. Eksplorasi Konsep Modul 2.3
Moda: Kegiatan mandiri dan Forum Diskusi
Durasi: 4 JP
Bapak/Ibu CGP, Eksplorasi konsep materi coaching ini terdiri dari beberapa bagian yaitu.
2.1 Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan
Moda: Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP dapat menjelaskan konsep coaching secara umum.
- CGP dapat membedakan coaching dengan pengembangan diri lainnya, yaitu mentoring, konseling, fasilitasi dan training
- CGP dapat menjelaskan konsep coaching dalam konteks pendidikan sebagai pendekatan pengembangan kompetensi diri dan orang lain (rekan sejawat)
2.2. Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching
Moda: Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP dapat menjelaskan paradigma berpikir coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi.
- CGP dapat menjelaskan prinsip-prinsip coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi.
- CGP dapat mengaitkan antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervisi akademik.
- CGP dapat membedakan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat.
2.3. Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching
Moda: Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP dapat melakukan percakapan coaching dengan alur TIRTA.
- CGP dapat mempraktikkan tiga kompetensi inti coaching, presence, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching.
- CGP dapat menjelaskan jalannya percakapan coaching untuk membuat rencana, melakukan refleksi, memecahkan masalah, dan melakukan kalibrasi.
2.4 Supervisi Akademik dengan Paradigma Berpikir Coaching
Moda: Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP dapat memberikan umpan balik dengan paradigma berpikir dan prinsip coaching.
- CGP dapat mempraktikkan rangkaian supervisi akademik yang berdasarkan paradigma berpikir coaching.
2.3.f.1. Eksplorasi Konsep Modul 2.3 - 2.1 Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan
Moda: Mandiri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP dapat menjelaskan konsep coaching secara umum.
- CGP dapat membedakan coaching dengan pengembangan diri lainnya, yaitu mentoring, konseling, fasilitasi dan training
- CGP dapat menjelaskan konsep coaching dalam konteks pendidikan sebagai pendekatan pengembangan kompetensi diri dan orang lain (rekan sejawat)
Gunakan navigasi diatas untuk ke halaman berikutnya!
Pengantar
Bapak/Ibu calon guru penggerak,
Saat ini kita berada pada tahap eksplorasi konsep bagian pertama. Pada tahap ini kita akan bereksplorasi secara mandiri untuk memahami konsep coaching secara umum dan konsep coaching dalam dunia pendidikan. Mengapa calon guru penggerak memerlukan pemahaman mengenai coaching akan dijelaskan pada bagian ini. Definisi coaching dan perbedaannya dengan metode pengembangan diri lainnya juga akan didiskusikan. Terakhir, konsep coaching dalam dunia pendidikan juga akan dibahas.
Silahkan ikuti navigasi tautan 1 s.d. 9 diatas untuk materi Eksplorasi Konsep - Modul 2.3 - 2.1 Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan. Setelah materi 1 s.d. 9 selesai, barulah Bapak dan Ibu CGP dapat melanjutkan dengan menekan tombol "Next" pada bagian bawah modul ini. Pastikan Bapak dan Ibu Calon Guru Penggerak (CGP) membaca, mengamati dan memahami seluruh materi yang disediakan.
Gunakan navigasi diatas untuk ke halaman berikutnya!
Supervisi Akademik
Bapak/Ibu calon guru penggerak,
Selain menyiapkan diri kita sebagai pemimpin pembelajaran, program Pendidikan Guru Penggerak juga menyiapkan kita untuk menjadi seorang kepala sekolah. Sebagai kepala sekolah, tentunya tidak akan terlepas dengan tugas supervisi akademik. Supervisi akademik ini dilakukan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidikan Pasal 12 yaitu:
Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b diselenggarakan dalam suasana belajar yang:
- interaktif;
- inspiratif;
- menyenangkan;
- menantang;
- memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan
- memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.
Oleh karena itu, penting kiranya bagi kita memastikan bahwa supervisi akademik yang kita jalankan benar-benar berfokus pada proses pembelajaran sebagaimana yang tertuang dalam standar proses tersebut.
Selain bertujuan untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid, supervisi akademik juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah sebagaimana tertuang dalam standar tenaga kependidikan pada Standar Nasional Pendidikan pasal 20 ayat 2:
Kriteria minimal kompetensi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Rangkaian supervisi akademik ini digunakan kepala sekolah untuk mendorong ruang perbaikan dan pengembangan diri guru di sekolahnya.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, kepala sekolah seperti apakah yang dapat mendorong kita sebagai warga sekolah untuk selalu mengembangkan kompetensi diri dan senantiasa memiliki growth mindset, serta keberpihakan pada murid? Jawabannya adalah pemimpin sekolah yang dapat mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi diri dan orang lain dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Dalam hal ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang diawali dengan paradigma berpikir yang memberdayakan. Pendekatan dengan paradigma berpikir yang memberdayakan mutlak diperlukan agar pengembangan diri dapat berjalan secara berkelanjutan dan terarah. Salah satu pendekatan yang memberdayakan adalah coaching sebagaimana Whitmore (2003) ungkapkan bahwa coaching adalah kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya.
Sejalan dengan hal ini, dengan adanya program Pendidikan Guru Penggerak ini, kita diharapkan menjadi supervisor atau kepala sekolah yang memiliki paradigma berpikir dan keterampilan coaching dalam rangka pengembangan diri dan rekan sejawat. Untuk lebih jelasnya, mari simak penjelasan mengenai konsep coaching secara umum dan konsep coaching dalam konteks sekolah pada dan kaitannya dengan peran kita sebagai kepala sekolah atau supervisor.
Komentar
Posting Komentar